MEMPERKENALKAN KEBERAGAMAN AGAMA MELALUI BACAAN ANAK DI TAMAN BACAAN PESANTREN NANGGERANG
Keywords:
bacaan anak, literasi, keberagaman, toleransiAbstract
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Pesantren Nanggerang terletak di Desa Nanggerang, Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor. Daerah ini termasuk wilayah penyangga ibukota yang mulai ramai dengan perumahan penduduk, sehingga situasi keberagaman tidak dapat dihindarkan. Di sisi lain, TBM ini juga berada di tengah-tengah masyarakat dengan tingkat literasi yang rendah karena minimnya perhatian terhadap pendidikan anak. Keterbatasan pemahaman terhadap keberagaman juga membuat masyarakat sekitarnya, terutama anak-anak, dengan mudah menerima paham keagamaan yang intoleran. Oleh karena itu, program Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan ini bertujuan untuk mendukung TBM Pesantren Nanggerang agar dapat menjadi wadah pembelajaran literasi keberagaman dan pemupukan toleransi dengan cara menyediakan buku-buku anak yang bertema keberagaman, termasuk keberagaman agama. Metode yang digunakan adalah metode intervensi sosial dengan mengubah persepsi dan perilaku melalui teori belajar sosial (Social Learning Theory) dari Albert Bandura (1971) yang menyatakan bahwa perubahan perilaku terjadi melalui pengamatan dan modelling. Bacaan anak dipakai sebagai cara untuk mengajak anak mengamati dan mengikuti perilaku yang lebih toleran terhadap keberagaman. Selain itu, kehadiran para relawan dari berbagai latar belakang juga menjadi ruang perjumpaan terhadap keberagaman secara langsung. Pembahasan tentang keberagaman agama ini erat kaitannya dengan pemahaman anak tentang identitas diri mereka dan orang lain sehingga dirancang pula kegiatan yang mengajak anak-anak mengeksplorasi pengenalan mereka terhadap diri sendiri dan orang lain melalui permainan dan aktivitas. Berbagai kegiatan ini menjadi jalan untuk memperkenalkan isu keberagaman agama dengan cara yang menyenangkan, terutama melalui buku-buku di taman bacaan. Namun, untuk dapat memahami pesan keberagaman yang dimuat dalam buku, anak-anak perlu lebih dulu menguasai literasi baca-tulis sebagai literasi dasar.