BANGUNAN TRADISIONAL KERINCI: UPAYA PELESTARIAN IDENTITAS MASYARAKAT LOKAL

Abstract

Memori atau ingatan manusia yang tidak bertahan lama dituangkan dalam wujud lain sehingga kegiatan mengingat dan melupakan terwujud dalam bentuk budaya material. Ingatan bersama (memori kolektif) kelompok masyarakat tertuang dalam budaya material yang menjadi identitas mereka. Permukiman tradisional masyarakat Kerinci masih mempertahankan kondisi lanskap budaya secara tradisional. Hal ini menarik untuk ditelusuri lebih dalam perihal bagaimana pengetahuan tersebut masih digunakan pada pola permukiman masyarakat Kerinci. Namun seiring berjalannya waktu keberadaan elemen penting dalam pola permukiman masyarakat Kerinci kian hilang. Elemen penting tersebut berupa keberadaan rumah larik. Ingatan bersama masyarakat mengenai pengetahuan dan teknologi tradisional atas rumah larik tidaklah bisa dibiarkan menghilang karena hal ini menjadi identitas lokal masyarakat. Oleh karena itu dalam tulisan ini akan dibahas bagaimana kondisi dan pelestarian permukiman tradisional masyarakat Kerinci yang menjadi salah satu identitas lokal mereka. Tujuan dalam kegiatan yang dilakukan ini adalah untuk mendata dan mendokumentasikan keberadaan rumah larik yang tersisa sehingga dapat menentukan arah pelestarian yang tepat. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka metode yang digunakan adalah metode kualitatif berupa pengumpulan data utama yang dilakukan dengan deskripsi, dokumentasi, dan wawancara terhadap stakeholder terkait. Dari hasil kegiatan diketahui bahwa permukiman masyarakat Kerinci merupakan suatu identitas yang sangat melekat pada masyarakat Kerinci namun keberadaannya sudah sulit ditemukan. Sehingga suatu usulan pelestarian yang merunut pada Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan disajikan dengan menguatkan regulasi, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan pemanfaatan dalam bentuk tourism experience.